Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Kamis, 12 Juni 2014
Sudah membaca naskah drama kereta kencana? Kali ini
akan saya paparkan anilisis naskah drama kereta kencana! Analisis ini
berdasarkan diskusi kelompok. Semoga membantu, terimakasih :)
ANALISIS NASKAH DRAMA “ KERETA KENCANA ’’
KARYA EUGENE IONESCO DAN DITERJEMAHKAN OLEH W.S.RENDRA
NO.
|
UNSUR
INTRINSIK
|
PENJELASAN
|
CONTOH
KUTIPAN
|
1.
|
ALUR
A.
PEMAPARAN
|
Di
sebuah rumah tua hidup sepasang kakek dan nenek yang berumur dua abad. Mereka
menunggu kereta kencana
|
|
B.
KONFLIK
|
Kakek
dan nenek mendengar suara keras yang menghubungi mereka bahwa mereka akan
mati pada tengah malam
|
Nenek : “Saya mendengarkan suara.”
Kakek : “Saya juga.”
Nenek : “Taukah kau artinya semua
ini?”
Kakek : “Ya! Malam ini kita akan
mati bersama.”
|
|
C.
KOMPLIKASI
|
Kakek-Nenek
mencoba menghibur diri di masa terakhirnya.
|
Nenek : “Baiklah, engkau seorang
badut.”
Kakek : “Aku senang jadi badut.”
|
|
D.
KLIMAKS
|
Kakek
dan nenek menyambut tamu yang bercahaya & mengucapkan permintaan
terakhir.
|
Kakek : “Cahaya telah datang...
permohonan terakhir.”
Nenek : “Ya. Ucapkan permohonan
terakhir sayang.”
|
|
E.
RESOLUSI
|
Kakek
dan nenek menemui ajalnya dalam malam menunggu kereta kencana.
|
Nenek
: “KERETA KENCANA”
(Tiba-tiba
keduanya memegang jantungnya dengan kesakitan, Kakek maju dua langkah)
|
|
2.
|
TOKOH
DAN WATAK
A.
KAKEK
|
-Manja
-Rewel
-Gampang mengeluh
-Cepat bosan
-Meratapi nasib
-Senang bersandiwara
|
-Nenek : “Ah, kau terlalu banyak
aku manjakan, manis.”
-Nenek : “Kenapa kau buka jendela
itu... Kau nanti masuk angin.”
- Kakek : “Aku sudah kosong”
“Hidupku hampa dan sia-sia.”
- Kakek : “Ah, aku sudah bosan
bayinya nangis terus.”
-Kakek : (Tiba-tiba dengan lemas
duduk di lantai).”Aku bukan jenderal. Aku hanyalah proffesor yang dilupakan,
aku sampah dibuang.”
-Kakek : “Aku senang menjadi
badut.”
|
B.
NENEK
|
-Perhatian
-Bijak
-Tegar
|
Nenek : “Kau nanti masuk angin.”
Nenek : “Senyum disaat seperti ini
adalah kebudayaan.”
Nenek : “Kita bisa mengisi
kehidupan ini.”
|
|
3
|
TEMA
|
Kehidupan
dan kesetiaan kakek dan nenek yang akan segera berakhir
|
Kakek : “Kita berdua mendapat
panggilan.”
Nenek : “Jadi kau pikir panggilan
itu untuk kita berdua?”
Kakek “ “Dua orang tua yang dua
abad usianya, siapa lagi kalau bukan kita? Baru dua hari yang lalu aku
merayakan ulang tahun yang ke dua ratus.”
|
4
|
AMANAT
|
Kita
harus berusaha dan terus tegar dalam menjalani kehidupan. Tidak boleh putus
asa.
|
Kakek : (Tiba-tiba dengan lemas
duduk di lantai). Aku bukan Jenderal. Aku hanyalah professor yang dilupakan,
aku sampah dibuang.”
Nenek : “Jangan begitu! Ayolah1
Bangkit dari lantai.
Nenek : “....Bulan akan luput dari
mata, kereta kencana akan tiba, kita tidak boleh menangis, kita punya
kebudayaan, kita tak boleh menangis.”
|
5
|
SETTING
/ LATAR
|
-Rumah kakek dan nenek yang sudah
tua
-Malam hari
|
Nenek : “... Nyalakan lampu
listriknya. Di kamar ini dan di kamar tidur kita saja yang ada lampu
listriknya. Di kamar lain sudah rusak semuanya. Oh Tuhan.... Alangkah
bobroknya rumah kita ini.....”
Kakek : “Malam musim gugur.”
|
6.
|
DIALOG
|
post ini membantu banget.
BalasHapustapi kalo boleh tau, ini pake teori plotnya aristotel ya?
kalo boleh mau nanya dapet referensi plot aristotel dari mana ya?
terimakasih sekali lagi..
Ehh ada meli 😁
Hapus