Karakteristik,
Jenis, dan Perkembangan Drama dan Teater
A.
Istilah Drama dan
Teater
Apabila menyebut istilah drama, maka kita
berhadapan dengan dua kemungkinan, yaitu drama naskah dan drama pentas.
Keduanya sama-sama bersumber dari drama naskah. Oleh karena itu, pembicaraan
tentang drama naskah menjadi dasar dari telaah drama. Dalam Herman J Waluyo
(2003:6) kata ‘drama’ berasal dari dasar dari bahasa yunani ‘draomai’ yang
berarti: berbuat, berlaku, atau beraksi. Draa berartiperbuatan, tindakan atau
bereaksi. Istilah drama biasanya didasarkan pada wilayah pembicaraan, apakah
yang dimaksud drama naskah atau drama pentas.
Drama
sering dihubungkan dengan teater. Sebenarnya perkataan ‘teater’mempunyai makna
yang lebih luas karena dapat berarti drama, gedung pertunjukan, panggung, grupemain drama, dan dapat juga
berarti segala bentuk tontonan yang dipentaskan di depan orang banyak. Jadi
karakteristik teater memiliki cakupan yang
lebih luas daripada drama, karena pada hakikatnya dapat dipentaskan dari
sgala sisi, diantaranya sisi tari, musik, pa ggung, gerak, dialog, pemain dan
sebagainya. Sementara karakteristik dra ma hanya memiliki cakupan dialog dan
gerak.
Drama dan teater sebenarnya memiliki
ksamaan yaitu dari segi struktur pembangunannya.
A.
Unsur Intrinsik
a.
Alur
adalah
cerita yang berisi urutan kejadian yang mempunyai hubungan sebab-akibat
peristiwa yang lain, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa
yang lain. Seluruh lakon yang terdapat dalam drama dipentaskan melalui
dialog-dialog yang terjali dalam plot.
Ø Jenis alur
1)
Alur serkuler ( satu
peristiwa saja )
2)
Alur linear ( cerita dari A
– Z )
3)
Alur episodik ( terpisah )
Ø Plot (jalan cerita drama)
1)
Pemaparan :
dilkiskan situasi keadaan awal yang mengemukakan hal-hal yang berhubungan
dengan tempat, waktu, tokoh, dan perwatakan awalnya.
2)
Konflik: para tokoh
mulai terlibat dalam suatu pokok permasalahan. Pada bagian ini mula pertama
terjadinya insiden.
3)
Komplikasi: mulai
terjadi konflik antar pelaku utama (protagonis dan antagonis) semakin runcing
dan rumit.
4)
Klimaks: bagian
cerita yang menggambarkan pncak ketegangan antara tokoh antagonis dan
protagonis. Klimaks hanya ada sekali dalam suatu cerita keseluruhan yang bukan
episodik
5)
Resolusi:
penyelesaian akhir.
b.
Tema: pokok
permasalahan yang dibahas dalam darama.
c.
Amanat: pesan yang
ingin disampaikan pengarang
d.
Penokohan
1)
Tokoh sentral:
.tokoh yang menentukan gerak lakon serta jalannya cerita. Tokoh tersebut antara
lain protagonis dan antagonis.
2)
Tokoh pembantu:
tokoh ang membantu tokoh antagonis dan protagonis. Dapat juga berfungsi sebagai tokoh medium,
atau perantara antara tokoh protagonis dan antagonis.
3)
Tokoh figuran: tokoh
yang memegang peran pelengkap atau tambahan yang dimana kehadiran tokoh ini
tidak menentukan jalannya cerita dan apabila tokoh ini tidak ada maka cerita
tetap akan berjalan, namun demikian tokoh figuran juga penting dalam menunjang
totalitas teater dalam menggarap suatu drama
e.
Perwatakan
1)
Psikis: ditunjukkan oleh mentalitas, keadaan
kejiwaan, moral dan teperamen.
2)
Sosiologis: dengan
ditunjukkan oleh jabatan, pangkat, kels sosial, ras, dsn ideologi.
3)
Fisik: dengan
ditunjukkan oleh umur, jenis kelamin, keadaan tubuh, ciri khas yang menonjol,
ajah, kurus/gemuk, tinggi/rendah, suku bangsa dan sebagainya.
f.
Dialog
1.
Prolog: kata/narasi
pendahuuan sebelum drama dipertunjukkankepada penonton dengan tujuan agar
penonton memiliki gambaran mengenai apa dan bagaimana drama yang akan
dipentaskan.
2.
Dialog: percakapan
antar tokoh dalam pementasan drama.
3.
Epilog:
kata-kata/narasi yang diucapkan setelah drama selesai dipentaskan.
B.
Unsur Ekstrinsik
Unsur
pembangun sastra dramanya berasal dar i luar darama sendiri. Unsur ini
meliputi: agama, sosial, bidaya, ekonomi, politik, moral dan latar belakang
pengarang dan sutradara.
JENIS JENIS DRAMA
1.
Berdasarkan Waktunya
·
Drama baru / drama modern
adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada
masyarakat.
·
Drama lama / drama klasik
adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan
kerajaan, kehidupan dewi-dewi, dll.
2.
Berdasarkan Isi
Kandungan Cerita
·
Drama komedi adalah rama
yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
·
Drama tragedi adalah drama
yang ceritanya sedih dan penuh kemalangan.
·
Drama tragedi komedi adalah
drama yang ada sedih dan ada lucunya.
·
Lelucon / dagelan / farce
adalah drama yang lakonnya selalu
bertingkah pola jenaka dan merangsang gelak tawa penonton.
·
Melodrama adalah drama yang
dialognya ducapkan dengan iringan melodi / musik.
3.
Berdasarkan
Bentuknya
·
Opera, adalah drama
yang dinyanyikan dengan iringan musik.
·
Operet, adalah opera
yang ceritanya leih pendek.
·
Pantomim, adalah
drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh / isyarat.
·
Drama mini kata,
adalah drama yang ditampilkan lewat gerak dan seminimal mungkin menggunakan
kata.
·
Tablau / tablo,
adalah drama mirip pantomim yang dibarengi dengan gerak-gerik anggota tubuh dan
mimik wajah pelakunya.
·
Drama liturgi,
adalah drama yang mengandung unsur religi / agama.
·
Sendratari, adalah
gabungan antara seni drama dan seni tari.
·
Drama romantik
adalah drama yang menampilkan lakon-lakon yang romantis.
·
Monolog, adalah
drama yang menampilkan konflik jiwa manusia dan diperankan oleh seorang pemain.
·
Drama simbolis,
adalah drama yang menggunakan lambang-lambang.
·
Drama absurd, adalah
drama yang isinya berusaha menunjukkan eksistensi setiap tokoh berdasarkan
sudut pandangnya.
·
Drama komedi intrik,
adalah drama komedi yang mengundang tawa langsung melalui penciptaan situasi
yang lucu.
4.
Berdasarkan
Sarananya
·
Drama panggung
·
Drama radio
·
Drama televisi
·
Drama film
·
Drama wayang
·
Drama boneka
5.
Berdasarkan
Kemungkinan Pentas
·
Drama teatrikal,
adalah drama yang ditulis dengan tujuan untuk dipentaskan.
·
Closed drama, adalah
drama yang mengedepankan sastra dan tidak dipentaskan.
Perkembangan Drama di Indonesia
·
Perkembangan taraf awal:
hanya berupa kegiatan ritual keagamaan, pemvisualan dalam bentuk tari dan
musik, dilakukan oleh kalangan tertentu , kekaguman terhadap pemain karena
kekuatan supranaturalnya, cerita bersifat sakral, sebagai pelipur lara, dan
sebagai saran mengajarkan agama hindu, budha, dan islam.
·
Perkembangan drama pada
masa kolonial dan Jepang: dimasa kolonial Belanda, naskah yang dibuat
digolongkan dalam drama kamar, jenis yang ebih merupakan bacaan daripada bahan
pementasan, Belanda menjadi acuan bagi perkembangan drama romantik di Indonesia.
Sedangkan pada masa jepang, setiap pementasan drama harus disertai naskah
lengkap untuk disensor terlebih dahulu sebelum dipentaskan. Pada jaman jepang
segala bentuk kegiatan seni secara tegas hanya diperbolehkan apabila disertai
propaganda untuk mendukung gagasan Asia Timur Raya.
·
Perkembangan drama pada
masa modern: periode drama sesudah kemerdekaan , naskah-naskah drama yang
dihasilkan sudah lebih baik. Menggunakan Bahasa Indonesia yang sudah
meninggalkan gaya Pujangga Baru. Diantara penulis drama yang produktif dan
berkualitas adalah: Utuy T antang Sontani, montinggo Boesye dan Rendra..nulis
drama yang terenal diantaranya: Rendra, Arifin
C Noer , Putu Wijaya, dan Riantiarno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar