Selasa, 10 Juni 2014

DRAMA DAN TEATER

Karakteristik, Jenis, dan Perkembangan Drama dan Teater

A.                  Istilah Drama dan Teater
Apabila menyebut istilah drama, maka kita berhadapan dengan dua kemungkinan, yaitu drama naskah dan drama pentas. Keduanya sama-sama bersumber dari drama naskah. Oleh karena itu, pembicaraan tentang drama naskah menjadi dasar dari telaah drama. Dalam Herman J Waluyo (2003:6) kata ‘drama’ berasal dari dasar dari bahasa yunani ‘draomai’ yang berarti: berbuat, berlaku, atau beraksi. Draa berartiperbuatan, tindakan atau bereaksi. Istilah drama biasanya didasarkan pada wilayah pembicaraan, apakah yang dimaksud drama naskah atau drama pentas.  
Drama sering dihubungkan dengan teater. Sebenarnya perkataan ‘teater’mempunyai makna yang lebih luas karena dapat berarti drama, gedung pertunjukan,  panggung, grupemain drama, dan dapat juga berarti segala bentuk tontonan yang dipentaskan di depan orang banyak. Jadi karakteristik teater memiliki cakupan yang  lebih luas daripada drama, karena pada hakikatnya dapat dipentaskan dari sgala sisi, diantaranya sisi tari, musik, pa ggung, gerak, dialog, pemain dan sebagainya. Sementara karakteristik dra ma hanya memiliki cakupan dialog dan gerak.

Drama dan teater sebenarnya memiliki ksamaan yaitu dari segi struktur pembangunannya.
A.                  Unsur Intrinsik
a.                   Alur
adalah cerita yang berisi urutan kejadian yang mempunyai hubungan sebab-akibat peristiwa yang lain, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa yang lain. Seluruh lakon yang terdapat dalam drama dipentaskan melalui dialog-dialog yang terjali dalam plot.
Ø    Jenis alur
1)                  Alur serkuler ( satu peristiwa saja )
2)                  Alur linear ( cerita dari A – Z )
3)                  Alur episodik ( terpisah )
Ø    Plot (jalan cerita drama)
1)                  Pemaparan : dilkiskan situasi keadaan awal yang mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan tempat, waktu, tokoh, dan perwatakan awalnya.
2)                  Konflik: para tokoh mulai terlibat dalam suatu pokok permasalahan. Pada bagian ini mula pertama terjadinya insiden.
3)                  Komplikasi: mulai terjadi konflik antar pelaku utama (protagonis dan antagonis) semakin runcing dan rumit.
4)                  Klimaks: bagian cerita yang menggambarkan pncak ketegangan antara tokoh antagonis dan protagonis. Klimaks hanya ada sekali dalam suatu cerita keseluruhan yang bukan episodik
5)                  Resolusi: penyelesaian akhir.
b.                  Tema: pokok permasalahan yang dibahas dalam darama.
c.                   Amanat: pesan yang ingin disampaikan pengarang
d.                  Penokohan
1)                  Tokoh sentral: .tokoh yang menentukan gerak lakon serta jalannya cerita. Tokoh tersebut antara lain protagonis dan antagonis.
2)                  Tokoh pembantu: tokoh ang membantu tokoh antagonis dan protagonis.  Dapat juga berfungsi sebagai tokoh medium, atau perantara antara tokoh protagonis dan antagonis.
3)                  Tokoh figuran: tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan yang dimana kehadiran tokoh ini tidak menentukan jalannya cerita dan apabila tokoh ini tidak ada maka cerita tetap akan berjalan, namun demikian tokoh figuran juga penting dalam menunjang totalitas teater dalam menggarap suatu drama
e.                  Perwatakan
1)                  Psikis:  ditunjukkan oleh mentalitas, keadaan kejiwaan, moral dan teperamen.
2)                  Sosiologis: dengan ditunjukkan oleh jabatan, pangkat, kels sosial, ras, dsn ideologi.
3)                  Fisik: dengan ditunjukkan oleh umur, jenis kelamin, keadaan tubuh, ciri khas yang menonjol, ajah, kurus/gemuk, tinggi/rendah, suku bangsa dan sebagainya.
f.                    Dialog
1.                   Prolog: kata/narasi pendahuuan sebelum drama dipertunjukkankepada penonton dengan tujuan agar penonton memiliki gambaran mengenai apa dan bagaimana drama yang akan dipentaskan.
2.                   Dialog: percakapan antar tokoh dalam pementasan drama.
3.                   Epilog: kata-kata/narasi yang diucapkan setelah drama selesai dipentaskan.

B.                  Unsur Ekstrinsik
Unsur pembangun sastra dramanya berasal dar i luar darama sendiri. Unsur ini meliputi: agama, sosial, bidaya, ekonomi, politik, moral dan latar belakang pengarang dan sutradara.


JENIS JENIS DRAMA

1.                   Berdasarkan Waktunya
·                     Drama baru / drama modern adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat.
·                     Drama lama / drama klasik adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan kerajaan, kehidupan dewi-dewi, dll.
2.                   Berdasarkan Isi Kandungan Cerita
·                     Drama komedi adalah rama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
·                     Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih dan penuh kemalangan.
·                     Drama tragedi komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
·                     Lelucon / dagelan / farce adalah drama yang  lakonnya selalu bertingkah pola jenaka dan merangsang gelak tawa penonton.
·                     Melodrama adalah drama yang dialognya ducapkan dengan iringan melodi / musik.
3.                   Berdasarkan Bentuknya
·                     Opera, adalah drama yang dinyanyikan dengan iringan musik.
·                     Operet, adalah opera yang ceritanya leih pendek.
·                     Pantomim, adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh / isyarat.
·                     Drama mini kata, adalah drama yang ditampilkan lewat gerak dan seminimal mungkin menggunakan kata.
·                     Tablau / tablo, adalah drama mirip pantomim yang dibarengi dengan gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
·                     Drama liturgi, adalah drama yang mengandung unsur religi / agama.
·                     Sendratari, adalah gabungan antara seni drama dan seni tari.
·                     Drama romantik adalah drama yang menampilkan lakon-lakon yang romantis.
·                     Monolog, adalah drama yang menampilkan konflik jiwa manusia dan diperankan oleh seorang pemain.
·                     Drama simbolis, adalah drama yang menggunakan lambang-lambang.
·                     Drama absurd, adalah drama yang isinya berusaha menunjukkan eksistensi setiap tokoh berdasarkan sudut pandangnya.
·                     Drama komedi intrik, adalah drama komedi yang mengundang tawa langsung melalui penciptaan situasi yang lucu.
4.                   Berdasarkan Sarananya
·                     Drama panggung
·                     Drama radio
·                     Drama televisi
·                     Drama film
·                     Drama wayang
·                     Drama boneka
5.                   Berdasarkan Kemungkinan Pentas
·                     Drama teatrikal, adalah drama yang ditulis dengan tujuan untuk dipentaskan.
·                     Closed drama, adalah drama yang mengedepankan sastra dan tidak dipentaskan.

Perkembangan Drama di Indonesia
·                     Perkembangan taraf awal: hanya berupa kegiatan ritual keagamaan, pemvisualan dalam bentuk tari dan musik, dilakukan oleh kalangan tertentu , kekaguman terhadap pemain karena kekuatan supranaturalnya, cerita bersifat sakral, sebagai pelipur lara, dan sebagai saran mengajarkan agama hindu, budha, dan islam.
·                     Perkembangan drama pada masa kolonial dan Jepang: dimasa kolonial Belanda, naskah yang dibuat digolongkan dalam drama kamar, jenis yang ebih merupakan bacaan daripada bahan pementasan, Belanda menjadi acuan bagi perkembangan drama romantik di Indonesia. Sedangkan pada masa jepang, setiap pementasan drama harus disertai naskah lengkap untuk disensor terlebih dahulu sebelum dipentaskan. Pada jaman jepang segala bentuk kegiatan seni secara tegas hanya diperbolehkan apabila disertai propaganda untuk mendukung gagasan Asia Timur Raya.
·                     Perkembangan drama pada masa modern: periode drama sesudah kemerdekaan , naskah-naskah drama yang dihasilkan sudah lebih baik. Menggunakan Bahasa Indonesia yang sudah meninggalkan gaya Pujangga Baru. Diantara penulis drama yang produktif dan berkualitas adalah: Utuy T antang Sontani, montinggo Boesye dan Rendra..nulis drama yang terenal diantaranya: Rendra, Arifin  C Noer , Putu Wijaya, dan Riantiarno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar