Musikalisasi
puisi indonesia
Ingin tahu
bagaimana cara bermusikalisasi puisi yang baik dan benar?
Dalam
musikalisasi puisi, terdapat tehnik yang digunakan agar Anda mampu mengerti isi
kadungan puisi.
Teknik
Membaca Puisi
Puisi
sebagai ungkapan ekspresi penyair agar mudah dipahami dapat dibantu dengan
teknik membaca puisi secara tepat!
Agar kamu menjadi mahir dan dapat membaca puisi secara ekspresif,kamu perlu
memperhatikan hal-hal berikut.
1. Penghayatan
Penghayatan terhadap sebuah puisi
dimaksudkan untuk memahami isi puisi yang akan dibacakan. Penghayatan meliputi:
a.
Ekspresi, merupakan
kemampuan dalam menunjukkan mimic wajah atas pemahaman isi puisi (jiwa puisi)
b.
Pemahaman, maksudnya ialah
sebelum membaca puisi harus mampu menangkap makna yang terkandung dalam puisi
yang sesuai dengan suasana.
c.
Pemenggalan secara tepat, hal ini akan menentukan makna puisi agar
jelas (tidak kabur
2. Pelafalan
atau pengucapan
Dalam pembacaan puisi perlu diperhatikan pelafalan atau pengucapan. Hal-hal yang menjadi perhatian dalam melafalkan membaca puisi adalah
sebagai berikut
a.
Kejelasan ucapan, artinya suara yang didengar penonton jelas
ucapannya sesuai dengan lafal.
b.
Jeda, artinya mengatur secara tepat saat
berhenti atau mengambil nafas dan lamnya ketukan.
c.
Ketahanan, artinya vocal dijaga agar stabil. Ketahanan diperhatikan agar intensitas jangan sampai kurang.
d.
Kelancaran, artinya pembacaan puisi tetap lancar. Jangan sampai semakin lama semakin tidak lncar.
3.
Intonasi (naik turunnya nada
pengucapan)
Kata kata yang dalam puisi ada yang diucapkan dengan nada naik dan ada pula
yang diucapkan dengan nada menurun.
Untuk lebih memahami teknik membaca puisi, langsung saja kita lakukan
praktikum.
Baca puisi yang telah tersedia,lalu pahami dan hayati maknanya. Dan cobalah
membacanya dengan penuh ekspresif.
Yang Terasa
Dunia masih dalam
lingkaran alam
Dan warna abu-abu
selalu buram
Lembah disini
masih sangat curam
Dan debur ombak
tak bosan membawa garam
Tapi Aku tak
lihat pertiwi di tahta pelangi
Tak lihat sang raja berkelana dalam negeri
Tak lagi dengar
nyanyian bayu di puncak bumi
Yang terasa hanyalah…
Taring tikus yang melahap batang emas
Anak kancil yang mengasah mulut
Dan lintah hitam beryopeng dewa
Ah, benar…
Yang terasa
hanyalah
Jutaan neuron
dibawah naungan harta
Karya: F
Mengapa Pergi
Bila memang ada air mata itu
Seberapa kuat
isakan itu membendung langkahmu
Untuk setiap
rajutan kisah yang sudah tersayat
Menyapa,
mengerling, menghembuskan aroma getir
Kepada semua
ragaku, jiwamu menyusup hingga sumsum tulangku
Membuat sel darahku bergetar menahan gejolak
Akan bayangan cahaya di mata teduhmu
Untuk apa?!
Agar apa semuanya berlalu ditelan kabut
Senyummu, nasihatmu, nyanyianmu…
Meluluh lantakkan kebekuan iramaku
Tentang waktu
saat kau membuka mataku,
Mempertunjukan hamparan pelangi disetiap nada nada aliran darahku
Tentang tempat
yang selalu Kau duduk manis menungguku,
Menceritakan
kisah misteri yang membuat mataku berkobar antusias
Tentang lembaran
lembaran petuah yang kau sisipkan diantara buku-buku tebalku.
Yang membuatku mengerti, mengapa ukiran kidung cinta menjadikan manusia
lebih hidup
Tentang semuanya…. Yang berlalu
Dan tak lagi terjamah
Mengapa harus datang?
Jika Kau hanya tinggal untuk satu
tujuan tulus
Adalah bagaimana Kau mengajariku menangis
Apakah untuk penegasan rasa, yang membuatku merana di kesunyian
Untuk rasa kehilangan dan nyeri tepat di ulu hatiku
Bisakah kau pahami, getaran nafasku yang terasa kandas
Dan tiap mili gerakan hambar yang kucoba tutupi
Hanya untuk mengatakan
Aku ….. Sangat merindukanmu.
Sangat.
Karya: F
Berikut, contoh video membaca puisi dengan penuh
ekspresif, agar membantu anda untuk lebih memahami teknik membaca puisi dengan
tepat!
Aku Benci Padamu
Aku benci padamu
Jadi, jangan lagi
mendekatiku
Aku tidak suka
matamu, mulutmu, nyanyianmu
Aku enek dengan sikap manis murni itu
Aku benci padamu
Yang diam diam mengasah belati
Mengiris iris dengan kasar tepat jantungku
Menganga lebar
tanpa jahitan
Aku benci padamu
Karena, kau tidak
bisa membenciku
Si gadis
menyedihkan ini
Gadis nakal dan
liar
Aku benci padamu
Jika kau masih mencintaiku
Karya:
F
Tidak ada komentar:
Posting Komentar