Kali ini, pelajaran Sastra
Indonesia, adalah membuat naskah drama berdasarkan cerpen penggalan yang belum
sampai selesai. Jadi, tugas kita adalah membuat kelanjutan cerita tersebut. Berikut
naskahnya….
Selamat membaca karya kami berdua…
(tapi sebagian besar idenya dari teman saya : siti titania ayu.. hehehe)
Harta Terpendam
Andi adalah salah satu murid yang
tidak favorit di sekolah yang favorit. Dia tidak memiliki begitu banyak teman.
Sehingga, tak banyak pula yang mengenalnya. Setiap hari, pada saat istirahat,
dia selalu menghabiskan waktunya untuk membaca buku di perpustakaan. Bukan
karena dia rajin membaca, tetapi, karena dia tidak memiliki cukup kawan untuk
bermain dan tidak memiliki uang untuk pergi ke kantin.
Siang itu, Andi sudah berada di
perpustakaan sedang membaca buku berjudul “Bersepeda untuk Kebugaran”. Pada
saat sedang ‘asyik’ membaca, tiba-tiba dia mendengar suara kertas disobek.
“Kreek”.
Andi : (penasaran
dengan suara itu, berusaha memastikan, berjalan menuju arah suara) Apa yang
dilakukan mereka? (mengintip di sela-sela buku di rak lain, dua teman lain
kelasnya sedang menyobek kertas di salah satu buku milik perpustakaan sekolah)
Andi : Apa yang
harus kulakukan? Apa aku harus menegur mereka? Ataukah aku harus melaporkan
kepada petugas perpustakaan? (tanyanya dalam hati)
Andi bingung, dia kembali ke
bangkunya lagi. Namun, dia berusaha tidak menghiraukan peristiwa itu. Ternyata,
hal itu tidak terjadi sekali saja. Beberapa kali Andi melihat kejadian itu.
Kali ini Andi merasa perlu mencari tahu.
Andi : Hari ini
mereka tidak ke sini. Aku harus tahu apa yang mereka sobek. (menuju rak tempat
buku yang disobek oleh mereka)
Andi : ini adalah
rak pertama, aku harus menemukan bukunya. Dimana ya...? (membuka-buka satu per
satu) Nah! Ini dia!
Andi : Aku harus ke
rak berikutnya. (begitu seterusnya, hingga Andi dapat membawa semua buku)
Andi : “Sejarah Kota
Kembang”, “Dia yang Menumpahkan Darah Rakyat”, “Rusaknya Stabilitas
Negara”,”Sang Destroyer”, “Antara Politik dan Kesetiakawanan”, “Lebih Baik
Bungkam daripada Dibungkam”, “Surat dari Tanah Merah”, “Ibu...Aku buta
karenamu”. (Andi semakin bingung dengan judul-judul buku ini, kemudian dia
membalik balik bagian yang disobek)
Saat Andi membuka semua buku di
bagian yang tersobek, ternyata Petugas Perpustakaan (PP) melihatnya dan
memperhatikan.
PP :
(melihat Andi) Andi! Kamu apakan buku-buku itu!
Andi :e...e... saya ndak tahu. Saya dapat buku ini sudah begini, Bu.
PP :
Tapi kenapa semua? Apa ini kebetulan semua? Jelaskan!
Andi :e...e... (Andi bingung menjelaskannya)
PP :
Nah, kamu tidak bisa menjelaskan kan?
Andi : Tapi, bukan saya yang melakukan ini, Bu. Betul.
PP : Saya ndak
mau tahu, kamu sudah tertangkap basah merusak buku milik perpustakaan. Menurut
peraturan, kamu harus menggantinya, maksimal sebelum kamu mendapatkan ijazah.
Andi :Tapi...Bu...
(belum sempat menjelaskan, PP sudah pergi dengan raut wajah marah, setelah
mencatat buku yang ada di hadapan Andi)
Kebingungan Andi semakin bertambah.
Antara penasaran dengan perilaku mereka dan berusaha mencari tahu, dan bingung
harus bertanggungjawab atas perbuatan yang tidak dilakukannya.
Tiba-tiba ia melihat seorang
anak(Rama) sedang mengintipnya. Andi pun langsung berlari mengejar anak itu.
Andi
: Hei! Tunggu!Tunggu!
BRRUUK !
Andi : Aduh!
Rama : Duh!
Andi : Hei! Mengapa
kau. . . loh? Kau yang kemarin itu kan? Yang merobek buku di perpustakaan?
Rama : Bukan! Kau salah orang.
Andi : Tidak, aku
jelas-jelas melihatmu disana bersama salah satu anak lainnya.
Rama : Darimana kau bisa membuktikannya?
Andi : e... itu..
aku melihatmu kemarin. Dengan mata kepalaku sendiri
Rama : Memang kepalamu bisa bicara? Buktikan kalau itu benar.
Andi : Hah? Ya bukan
begitu. . maksudku, aku benar-benar melihat kau di. . .
Rama : Ah sudahlah! Kau salah orang! (berlalu pergi)
Andi semakin bingung atas sikap anak
itu. Jelas sekali kemarin ia melihatnya. Tidak ambil pusing, Andi pun berjalan
menuju kelasnya.
Saat pelajaran PKN berlangsung, Bu
Mia meminta untuk mengerjakan tugas secara berkelompok dua orang. Seperti
biasa, Andi hanya diam dan menunggu orang yang mau bergabung dengannya. Sampai
akhirnya Bu Mia bertanya.
Bu Mia: Semua sudah dapat kelompok?
Hem, Andi? Apa kau belum dapat kelompok?
Andi :Iya, Bu..
Bu Mia : Oh! Rama, kamu bersama Andi
ya?
Rama
: Baik, Bu.
Bu Mia :Baik anak-anak. Sekarang
kerjakan tugasnya, lima menit sebelum pelajaran berakhir pekerjaan kalian sudah
harus ada di meja saya.
Murid :Baiiik Buuu...
(10 menit kemudian)
Mungkin sepuluh menit termasuk cepat
untuk ukuran waktu. Tapi tidak bagi Andi. Ia mengerjakan tugasnya sendiri
begitupula dengan teman kelompoknya, Rama. Mereka hanya diam tidak berusaha
membuka pembicaraan. Sampai akhirnya Andi memberanikan diri untuk bicara.
Andi :Hei, ma..maafkan aku soal tadi.
Rama : (menoleh)
Andi :Maaf telah menuduhmu sembarangan.
Rama :Lupakan saja.
Andi :Anu.. waktu di perpus.....
Rama :Kau sudah mengerjakan sampai mana?
Andi :Hah?
Rama : Sudah sampai
nomor berapa? Ini, aku sudah menyelesaikannya dari nomor enam sampai sepuluh.
Bagianmu nomor satu sampai lima.
Andi : Oh..
Rama : Kalau tidak
segera kau kerjakan, kau tidak punya waktu untuk mengumpulkannya nanti.
Andi : Iya..
Rama :Aku kebelakang dulu.
Andi : (sibuk dengan soalnya dan mengangguk)
Setelah Rama keluar kelas, Andi
sadar bahwa Rama selalu menghindari ucapannya.
Andi : apa ini menurutku
saja atau dia memang benar-benar menghindari pertanyaanku?
Andi :kalau aku tidak bertindak sekarang aku juga tidak akan pernah
tahu
Meski lancang, tetapi Andi percaya
apa yang ia lakukan adalah benar. Sekarang Ia membuka tas milik Rama dan
mengamati isinya.
Andi : Wah.. ada
pistol mainan..., katapel..., dompet... dompet? Hem, maafkan aku maafkan aku..
(Andi membuka dompet milik Rama) Hah?! Ada uang dolar?? Kartu nama.... Ronal
bin Amrozi, Ini... Lho! Ini kan sobekan-sobekan dari buku di perpustakaan itu!
Andi semakin yakin bahwa Rama adalah
salah satu pelakunya. Andi sudah tidak sabar untuk mengungkap fakta ini pada
petugas perpustakaan agar ia tidak membayar uang denda itu. Namun, Andi semakin
penasaran. Andi pun bertekad untuk menyelidiki lebih lanjut masalah ini.
Keeseokan harinya.
Andi : Hai, selamat pagi
Rama : Ya. Selamat pagi.
Andi :Hei, tunggu.
Aku mau bertanya sesuatu... eh.. lebih tepatnya bercerita.
Rama : Kau salah
orang! Aku tidak terbiasa mendengar curhat orang lain.
Andi : Tolonglah.. kupikir kau bisa membantuku.
Rama : Biar kucoba
Andi :Lusa, aku
mendapat denda dari perpustakaan hanya karena petugas perpustakaan itu salah
paham.
Rama : tentang apa?
Andi : (menarik
nafas panjang) Aku dituduh telah menyobek lembaran-lembaran dari beberapa buku
yang tanpa sengaja aku ambil.
Rama : Bilang saja
kalau bukan kau yang berbuat semua itu (berbicara dengan tenang)
Andi : Sudah, tetapi
ia tidak mempercayaiku. Sebenarnya, aku mencurigai beberapa orang yang telah
menyobek isi buku itu.
Rama : H.. Ha?! (tampak gugup)
Andi : Ya! Kau mau
kan membantuku menemukan pelakunya? Yaah.. setidaknya aku tidak perlu membayar
karena itu bukan salahku. Kalau aku tidak segera mencari tahu pelakunya, maka
habislah rejeki ku.
Rama : aku bisa
meminjamimu uang. Tapi soal mencari pelaku, kurasa kau saja yang terlalu
curiga. Tidak akan ada orang yang mau repot-repot menyobek buku tua seperti
itu.
Andi : Tapi aku
ingin menyelidiki. Atau jangan-jangan... Kau salah satu dari pelakunya ya?!
(bertanya tegas)
Rama : Tidak! (terlalu cepat)
Andi : Makanya bantu aku mencarinya.
Rama :Hhh.. terserah kau deh.
Akhirnya Andi dan Rama memulai
petualangannya. Andi masih berpura-pura bahwa Rama bukanlah salah satu dari
pelakunya.
Andi : Aku melihat mereka disini sedang berbisik-bisik dan terdengar
suara kertas disobek.
Rama : Lalu kau menegur mereka?
Andi : Tidak, aku tidak berani. Tetapi setelah mereka pergi, aku
langsung mengecek buku-buku yang disobek itu. Pada saat itulah petugas
perpustakaan melihatku dan menuduhku yang telah menyobek kertas itu.
Rama : Apa kau melihat wajah mereka dengan jelas?
Andi : Ada sih..
satu orang. Kulitnya agak kecoklatan, tinggi, rambut keriting. Kau mengenal
orang itu?
Rama : sepertinya aku
tahu. Dia anak dua belas IPS dua. Mau coba kesana?
Andi : (sedikit
ragu) Jangan dulu. Kita harus cari dulu data mengenai orang itu lewat
teman-teman sekitarnya
Rama : Kau hebat juga. Otak detektif.
Andi : Ayo kita ke kelas orang itu.
Di kelas XII IPS 2
Andi : Maaf apa di
kelasmu ada orang dengan ciri-ciri rambut keriting, tinggi, dan kulitnya agak
coklat?
Siswa Y : Apakah Joseph?
Andi : Maaf saya tidak tahu namanya.
Siswa Y : Setahuku Joseph ada
dirumah sakit sekarang.
Andi : Oh ya? Kalau kemarin.....
Rama : Sepertinya bukan orang itu, ayo cari lagi.
Andi : Hah? Oh yasudah, terimakasih.
Siswa Y : ya.
Sekian lama Andi mencari-cari orang
dengan ciri-ciri yang sampai sekarang ia hafal. Semakin lama semakin menyebar
berita tentang Andi yang menyobek buku perpustakaan dan tentu saja itu
mengundang beberapa orang untuk marah terhadap orang yang menyobeknya, Andi.
Ketika Andi lewat, terkadang ia dilempari sampah dan diejek. Namun, Andi hanya
diam dan optimis kalau dia akan membuktikan bahwa dia tidak bersalah. Tiga hari
sudah berlalu, namun penyelidikan ini tak membuahkan hasil.
Andi : Mana mungkin aku salah lihat??
Rama : (mengangkat bahu)
Andi : Aku
seharusnya tahu dia sedang berbohong tapi percuma juga kalau aku tak bisa
membuat dia berkata jujur sendiri. Yang ada mungkin dia malah menghindari pertanyaanku.
(berucap dalam hati)
Andi : Aku ke toilet.
Rama : (mengangguk)
Diperjalanan menuju toilet, pikiran
Andi masih bingung. Ia ingin memojokkan Rama tetapi ia bingung harus bagaimana.
Sebelum menemukan ide tiba-tiba ia bertemu seseorang dengan beberapa temannya
yang sedang tertawa bersama seperti mendapatkan lotre ke Hongkong. Andi kaget
karena ia mengenali seseorang diantara mereka. Orang yang bersama Rama saat
penyobekan lembaran buku di perpustakaan.
Geng D : HAHAHA. . . .
Dendi : Haha ya, kita bakal. . .
Andi : Kau yang
merobek buku-buku di perpustakaan kan? (Andi berucap dengan menatap Dendi)
(seketika tawa dari mereka lenyap)
Dendi : Kau siapa?
Andi : Aku telah
dituduh merobek buku-buku yang kalian sobek itu!
Dendi : Lalu apa itu urusanku? Pergi saja!
Andi : Asal kau tahu saja, aku kerugian besar!
Dendi : Hari ini aku sedang berbaik hati, jadi pergilah sekarang
Andi : Tidak bisa!
Masalah uang mungkin bukan masalah besar bagiku, tetapi harga diri! Harga
diriku sudah diinjak-injak! (Tiba-tiba Andi melihat sesuatu yang tidak asing di
genggaman tangan Dendi. Lembaran yang mirip dengan milik Rama saat Andi merogoh
tas Rama)
Dendi : Tidak dengar ya? Pergi!
Andi : Tidak! Sampai kau mengaku pada guru.
Dendi : Keras kepala. . .
(BUUGH!)
Dendi meninju perut Andi dan membuat
Andi jatuh tersungkur. Lalu teman-teman Dendi pun ikut mengeroyok Andi. Andi
hanya menahan sakitnya tanpa berteriak minta tolong sedikitpun.
BUUGH! BAG! BUGHH!
Rama : Cukup! Kau
sudah kelewat batas. Kalau kau memang tidak bersalah, yasudah. Jangan emosi.
(mendekat ke gerombolan Dendi dan berbisik pada Dendi) Jangan sampai kita
ketahuan.
Andi pun didorong keluar dari
gerombolan itu.
Andi : Uhuk. . Uhuk . .!
Rama meninggalkan teman-temannya dan
menuntun Andi menuju UKS
Di UKS
Rama : Sudahlah,
hentikan saja penyelidikan ini. Kalau hanya uang, aku bisa meminjamimu atau
memberimu sekalian. Jangan membuat semua jadi rumit.
Andi :Aku akan melapor pada BK.
Rama :Tidak perlu.
Sudah kubilang lupakan masalah itu. Semua hanya akan membuat susah dirimu
sendiri.
Andi : Ya. . lagi
pula siapa yang mau percaya padaku. Aku. . . Aku tidak terlalu merisaukan
masalah uang. Hanya saja, kupikir ini sangat ganjil. Buku-buku perpustakaan
yang mereka sobek bukanlah sembarang buku. . . Menurutku ini semacam. . .
rahasia besar.
Rama : Haah. . kau
terlalu berlebihan. Mungkin saja itu untuk tugas PKN mereka. Artikel-artikel
yang mereka sobek dari buku-buku perpustakaan hanya artikel sejarah negara
biasa. . mungkin juga untuk tugas kliping sejarah.
Andi :Bagaimana kau
bisa tahu isi artikel itu tentang sejarah negara?
Rama :Lho! Kau kan
yang memberi tahu aku kemarin! Dasar pelupa.
Andi : (tampak
bingung, merasa tidak memberi tahu apa-apa tentang artikel pada Rama)Alaah..
Pokoknya aku akan membekuk pelaku penyobekan itu. (melirik pada Rama)
Rama : Masih tidak
menyerah? Lihat ini.. (memukul lengan Andi yang lebam)
Andi :Aaww!! Sakit tahu!
Rama : Mau mendapat
pukulan dimana lagi? Kau tahu sendiri bagaimana rasanya kan? Sudahlah, aku akan
mengganti uangmu.
Andi : Kau tidak mendengarku ya?
Rama : ha?
Andi : Aku bilang
HARGA DIRI!! Kau bisa seenaknya mengeluarkan uangmu seperti kau punya pohon
uang saja! Ya, itu memang bukan masalah buatmu tapi aku! Aku asing disini.
Tidak banyak yang mengenalku bahkan mungkin tidak ada. Aku sudah buruk dalam
kehidupan sosial, sekarang apa aku harus memperburuk pandangan orang
terhadapku?? Seorang anak yang dikucilkan lalu membuat masalah? Bagaimana
pandangan guru terhadapku?? Apa itu bisa dibayar dengan uang? Hah?!
Rama : (tertegun)
Andi : Percuma juga
bicara denganmu. Aku sudah lama memendam ini. Aku tahu kau juga salah satu
pelaku penyobekan itu. Aku diam selama ini hanya menunggumu untuk jujur. Tapi
apa yang kudapat? Cacian, makian, ejekan, dan pukulan. Aku benar-benar
berterima-kasih padamu.
Rama : ....Kau salah orang.
Andi : Masih berkata
seperti itu? Mau bukti? Aku lihat didalam tasmu sobekan buku-buku itu.
Bagaimana aku tahu? Aku membuka tasmu. Aku lancang? Ya! Karena aku melihat
wajahmu disana bersama orang yang memukuliku tadi.
Rama : Ya, maafkan aku.
Andi : ha?
Rama : Maafkan aku membuatmu terlibat dalam hal ini.
Andi : ......
(bingung dengan pikirannya. Ia ingin marah tetapi tak bisa)
Rama : Apa boleh
buat, karena sudah sejauh ini aku akan membantumu. Kali ini benar-benar
membantumu.
Andi : Apa yang bisa kaubantu?
Rama : Aku akan
memberitahu maksud dari kami menyobek buku-buku itu. Aku juga akan membersihkan
namamu dari tuduhan itu. (menarik nafas) Apa kau yakin?
Andi : Aku belum pernah seyakin ini.
Rama : Aku tidak
dapat membantumu kalau nanti kau tidak berguna.
Andi : Bagaimana bisa begitu??
Rama :Ini
perjanjiannya. Agar adil aku akan membantumu kalau kau juga bisa membantuku.
Bagaimana?
Andi : Akan kucoba.
Rama : Baiklah, jadi harus dimulai darimana?
KRUUYUUK....
Andi : .........
Rama : .........
Andi : Maafkan aku,
rasa senang membuat perutku lapar. (cengengesan)
Rama : Hhh..
pertama-tama kita ke kantin dulu. (menggelengkan kepala sambil tertawa)
Di Kantin
Rama : Kami memiliki misi.
Andi : Misi apa?(sambil tetap memakan soto dihadapannya)
Rama : Di Kota ini, Kota Malang, tersimpan harta karun.
Andi : UHUKK! (meminum airnya) Apa??
Rama : Orang yang
merobek lembaran buku-buku bersamaku itu namanya Dendi. Aku dan kelompoknya
berusaha mencari harta karun itu.
Andi : Kau bercanda?
Ini di zaman apa? Sudah, jangan membohongiku lagi.
Rama : Aku serius.
Andi :GLEK!
Benarkah? Apa harta karun itu seperti yang dicari Aladdin? (memelankan
suaranya)
Rama : Aku juga belum
tahu tepatnya. Yang pasti, hal itu tidak bisa dibilang murah.
Andi : Lalu hubungannya dengan kertas-kertas yang disobek itu?
Rama : Kertas yang
sekarang sudah berada ditangan kami masing-masing ini mengandung kode rahasia
menuju tempat harta karun itu.
Andi : Semacam peta untuk mencarinya?
Rama : Ya.
Andi : Dan kau belum memecahkannya?
Rama : Bahkan kami
belum memecahkannya. Karena sekarang itu tugasmu.
Andi : Apa?! Kau saja tidak bisa, bagaimana aku?
Rama : Kau harus mempertimbangkannya.
Andi : Jadi aku
harus membantumu memecahkan kode itu? Lalu kau akan membersihkan namaku dengan
caramu?
Rama : Seperti yang kau katakan.
Andi : Apalagi yang
bisa kukatakan? (menyerah dengan gerakan mengangkat tangannya)
Rama : Baguslah (ikut tertawa) Hei, habiskan makananmu.
Andi : Oke oke..
(melanjutkan makannya. Lalu, tiba-tiba berhenti dan menatap Rama)
Rama : Tenang saja, aku yang bayar.
Andi : Haha terimakasih orang peka.
DI KELAS
Teng. . . Teng. . .Teng. . .
Sepulang sekolah, Rama dan Andi
masih duduk di kelasnya. Rama mengambil sobekan-sobekan buku
perpustakaan dan memberikannya pada
Andi.
Andi : Kau tahu, aku
benar-benar tak habis pikir, mengapa kau tega menyobek buku perpustakaan yang
bisa kau fotokopi?
Rama : Ini untuk kesenangan pribadi.
Andi : Jawaban macam apa itu?
Rama : Kau tentu juga
bisa berpikir. Tentu saja agar tak ada yang tahu. Jika aku memfotokopi,
kemungkinan besar mereka akan merasa aneh dengan fotokopian itu.
Andi : Apa yang
aneh? (memperhatikan lembaran yang ada di tangannya.)
Rama : itu opini. Opiniku.
Andi :Yah, kau aneh.
(lalu kembali memperhatikan lembaran itu) Tunggu!
Rama : Kau menemukan sesuatu?
Andi : Kau bukannya
menyobek delapan buku? Mengapa ini hanya ada empat jenis buku?
Rama : Dendi yang membawa sisanya, kita bekerjasama.
Andi : Aku tidak terlalu suka bekerjasama dengannya.
Rama : Kau harus mau. Itu satu-satunya cara.
Andi : (menghela nafas)
Rama : dan untuk
membuktikan kau berguna, pecahkan kode yang ada.
Andi : Berhenti menyuruhku. Kau kira gampang??
Rama : Baik. . Baik. .
Andi :hem.. aneh..
Rama : ya, memang
aneh. Yang kulihat hanya angka dan bahasa jawa kuno.
Andi : Benar, ini bahasa Sansekerta. Dan.. ini kan kode biner.
Rama : HAH?! Dimana??
Andi : Ini.
(menunjuk sebuah angka)Di sobekan lainnya juga begitu... Ada...
Rama : Andi, kau tahu apa itu kode biner?
Andi : Tentu,
pengganti huruf abjad dalam bentuk kode angka dan hanya terdiri dari dua angka
yaitu 1 dan 0. Terdiri atas delapan di....
BLETAK!
Andi : Duhh! Ngapain sih! (menggosok kepalanya)
Rama : Apanya yang
kode biner?! Ini hanya angka tanggalan dan bulan! Bikin kaget saja.
Andi : Awalnya aku
juga berpikir begitu. Tapi, saat aku hanya memperhatikan angka-angka yang ada,
kode binnerlah yang terpikirkan olehku.
Rama : (memperhatikan
lembaran di tangan Andi) Ada benarnya juga. Lalu, bagaimana kau menyimpulkan
bahwa ini kode biner?
Andi : Karena dalam
lembaran ini aku hanya melihat angka 1 dan 0. Apa cukup masuk akal?
Rama : (tersenyum)
Lalu apa? akan percuma kalau kau tidak bisa membacanya.
Andi : Kau menantangku?
15 menit kemudian
Andi :
010000010100010001000001 (membaca ulang) hem, akan kutulis di kertas.
Rama : Apa maksudnya?
Andi : Tunggu,
1000001 adalah A, 0010001 adalah D, dan 1000001 sama yaitu A. berarti A D A.
Ada!
Rama : Ada?
Andi : Ya,
sepertinya ada kode lain yang jika disambung dengan kode ini maka kita akan
menemukan kode baru.
Rama :(mengambil
lembaran di tangan Andi) sepertinya kita akan berteman dengan kode biner.
Andi :Hah? Kenapa?
Rama : Lihat ini.
(menunjukkan angka-angka yang hanya terdiri dari 1 dan 0 di setiap lembaran)
Andi : Ayo kita temukan! Aku ingin terbebas dari tuduhan.
Rama : (melirik Andi) Andi...
Andi : Apa?
Rama : Kita lanjutkan besok saja. Ini juga semakin sore.
Andi : Kalau begitu
biarkan aku membawa lembaran itu, akan aku selesai.....
Rama : Tidak! Aku
hanya ingin kau saja yang tahu, tidak perlu yang lain.
Andi : H..ha?
Rama : Aku pulang dulu.
Andi : y..ya.
Keesokan harinya. Andi telah
menunggu Rama di kelasnya. Hari ini ia benar-benar tak sabar ingin
menyelesaikan kasusnya. Ia bertekad
untuk dapat menyelesaikan kode itu hari ini juga.
Rama : Aku datang.
Andi : Lembarannya!
Rama : Santai saja.(memberikan sebagian lembaran pada Andi)
Andi : Kau tidak
mempercayaiku? Seharusnya aku yang bersikap seperti itu pada kau.
Rama
: Aku percaya. Memang aku tidak boleh membantu?
Andi : Apa?
Rama : Aku memang
tidak bisa membaca kode biner, tapi aku tidak buta angka. Aku akan menyalinnya
dan kau yang menerjemahkannya.
Andi : Ho ho Terimakasih. Aku sangat terbantu.
Rama : Cepat kerjakan.
Andi : Siap, Pak!
30 menit berlalu. . .
Andi : 010001110100000182850100010001000001
Rama :0100101101001001010001000100000101001100
Andi : Angkamu masih
bisa dibilang kode biner, tetapi angkaku? Ada angka 8285 dan itu bukanlah kode
biner.
Rama : Ada.
Andi : Apa? Kau bisa membacanya?
Rama : Maksudku pasti ada jawabannya.
Andi : Lebih baik membaca kodemu dahulu.
Rama : sebelum
menjawab, maukah kau memberitahu cara membacanya?
Andi : Tentu saja.
Pertama-tama, kode biner hanya memiliki 8 digit angka. Jadi langkah pertama
adalah kau membaginya menjadi kumpulan angka yang ada 8 digit saja. Jadinya
begini 01001011-01001001-01000100-01000001-01001100.
Rama : sudah,
Andi : lalu yang
harus kau lakukan adalah membacanya seperti kau membaca huruf arab. Ya, dari
kanan ke kiri per anggota. Jadi pada anggota pertama adalah 01001011 dan kita
akan membacanya menjadi 11010010.
Rama : Aku mulai paham.
Andi : Hal
selanjutnya adalah menghitung per angkanya.. Ini bagian yang lumayan rumit.
Rama : menghitung? Biar kutebak, jawabannya adalah empat.
Andi : kau menjumlah semua angka itu kan?
Rama : Ya. Benar?
Andi : Konsepnya
hampir sama yaitu penjumlahan. Namun, jawabanmu masih belum benar. Dalam sistem
biner, setiap digit mempunyai nilai. Dari digit pertama sampai terakhir
memiliki angka-angka yang berbeda. Urut dari digit pertama adalah
1,2,4,8,16,32,64,dan 128. Hasilnya didapatkan dari dikalinya 2 dengan angka
sebelumnya. Untuk membacanya adalah angka 1 akan mewakili angka dari digit yang
dimaksud. Lalu, angka 0 bernilai pertambahan dengan 0 setiap 0 yang kau dapat.
Rama : Aku lebih baik menyalin angka-angka itu.
Andi : Tunggu, jika
kau melihat caraku mencari hurufnya dari angka-angka ini, mugkin kau bisa..
Rama :Tidak, itu
tugasmu. Aku akan membantumu habis-habisan jika kau juga berjuang mati-matian.
Andi : Dasar pengancam. (tertawa)
Rama : Dasar kutu buku. (ikut tertawa)
Andi : Hahaha.... Ahh!!!
Rama
:Hei kenapa?!
Andi : Aku tahu!!
Angka 8285 itu hasil dari kode biner. Yaitu angka 82 dan 85!
Rama : Puhh.. aku
tahu kau bisa menemukannya. Jadi kau hafal kode biner?
Andi : Sayang
sekali, aku hanya hafal kode biner dari abjad A sampai E.
Rama : Ha?! Lalu bagaimana kita memecahkan kode ini?!
Andi
: Tentu menghitungnya satu persatu. (tersenyum)
Rama : Tidak akan
ada gunanya juga kalau kau tidak hafal abjadnya.
Andi : Hehehe. . .
Rama : Kau kenapa?
Andi : Hehehee. . . .
Rama : Aku bertanya.
Andi
: Ada cara lain untuk mengetahui abjadnya.
Rama : Apa itu?!
Andi : Kita membutuhkan komputer atau sejenisnya.
Rama : Hah? Untuk apa?
Andi : Dengan
mengklik Alt + angka yang kita dapatkan dari hasil kode biner, kita akan
mendapatkan abjadnya.
Rama : Benarkah?!
Andi : Ya.
Rama : Baiklah aku
akan mencari komputer atau mungkin laptop agar mudah untuk dibawa.
Andi : Kedengarannya bagus.
20 menit kemudian..
Andi : G, A, R, U, D,
A, jadinya GARUDA dan K, I, D, A, L, jadinya KIDAL.
Rama : Burung garuda yang kidal?
Andi
: Sepertinya bukan begitu.Ada pesan lain.
Rama : Ini mungkin nama daerah, tempat harta itu berada.
Andi : Ah! Bisa jadi. Yang kita butuhkan hanya kelengkapan kode.
Rama
: Kode lain yang berada di Dendi?
Andi : Sudah pasti.
Mereka berdua pun mencari Dendi
dengan membawa beberapa lembar sobekan yang sudah mereka
pecahkan kodenya. Saat mereka bertemu
dengan Dendi.
Dendi : Apa-apaan ini?? Ngapain kau bawa orang ini?
Rama : Keadaan
berubah. Dia bisa memecahkan kode dari lembaran yang kubawa.
Dendi : HAH??
Rama : Bagaimana
kalau kita bekerja sama untuk memecahkan kode itu?
Dendi :kalau aku
bekerjasama dia pasti minta imbalan... (berucap dalam hati)
Andi
: Aku hanya ingin nama baikku kembali.
Dendi : heh.. aku lupa
apa yang sebenarnya ingin kau kejar. (tersenyum sinis)
Andi : Aku ingin ini
cepat selesai. Kalian mendapatkan apa yang kalian inginkan, aku mendapatkan apa
yang kuinginkan.
Dendi : Kau juga ingin bagian dari harta itu? (matanya menelisik)
Andi : Apa bagusnya
harta itu? Aku hanya ingin kalian membersihkan namaku.
Rama
: (melirik Andi)
Dendi : Baguslah, kita
tidak harus membagi-bagi hasil lagi. (senyum miring)
Andi : Dimana lembaran lainnya?
Dendi : Ini.
Andi
: Coretan apa ini?
Dendi : Kami tentu
tidak diam saja menunggu keajaiban akan terbukanya kode itu.
Andi : Oh..
Dendi : Kita ke markas saja. Aku menyimpan sisanya disana.
Andi
: merepotkan (berucap dalam hati)
Rama : Baiklah, ayo kesana.
Di markas Dendi.
Dendi : Kau tentu sudah tahu namaku kan?
Andi : Bagaimana aku tak tahu?
Dendi : Bagus. Ini lembaran-lembarannya.
Andi : Karena ini
banyak, aku meminta kau dan yang lain menyalin angka-angka yang ada di setiap
kertas.
Dendi : Bagaimana kalau kau mengajariku cara membacanya?
Rama : Aku sudah
pernah diajari olehnya, tapi pemecahan kode itu sangat rumit. Aku malas, jadi
biarkan Andi saja yang menyelesaikannya.
Dendi : Ohh, bahkan
teman kita Putra tidak sanggup menyelesaikannya.
Andi :Putra?
Bukannya nama dia Rama? Ah,sudahlah (berucap dalam hati)
1 jam kemudian.
Andi : jadi kata
kunci yang kita dapatkan adalah ADA, GARUDA, KIDAL, TIMUR, BARAT, MATI, TERANG,
dan KENDI.
Dendi : Apa maksudnya ini?
Andi : Sepertinya ini harus diurutkan dahulu.
Rama
: Apa sesuai judul bukunya?
Andi : Oh ya! Kalau
sesuai judul bukunya kita mendapat kode ini dari, “Sejarah Kota Kembang”,
“Rusaknya Stabilitas Negara”, “Surat dari Tanah Merah”, “Antara Politik dan
Kesetiakawanan”, “Ibu...Aku buta karenamu”,“Dia yang Menumpahkan Darah
Rakyat”,“Lebih Baik Bungkam daripada Dibungkam”,”Sang Destroyer”.
Dendi : Lalu?
Andi : Kita urutkan
sesuai alfabet. Jadi “Antara Politik dan Kesetiakawanan”,“Dia yang Menumpahkan
Darah Rakyat”,“Ibu...Aku buta karenamu”,“Lebih Baik Bungkam daripada
Dibungkam”,“Rusaknya Stabilitas Negara”, ”Sang Destroyer”, “Sejarah Kota
Kembang”,“Surat dari Tanah Merah”.
Rama : Dan hasilnya
adalah.. TIMUR MATI BARAT TERANG GARUDA KENDI ADA KIDAL.
Andi : Benar!
Dendi : Ini masih sebuah kode??
Andi : Sebenarnya
ini hanya kata-kata yang berupa kiasan tetapi juga bukan kiasan. Bisa jadi
maksud dari Timur Mati Barat Terang adalah awal dimulainya malam. Jadi matahari
yang menerangi kita dari timur sudah tenggelam atau mati dan bergantian dengan
barat atau malam.
Rama : Itu masuk akal. (menepuk bahu Andi)
Dendi : Ternyata kau berguna juga. (sinis)
Andi : Kemungkinan
besar harta itu hanya ditemukan diwaktu-waktu itu. Atau kemungkinan lain adalah
waktu harta itu terpendam disana.
Rama : Sepertinya
lebih masuk akal kemungkinan pertama. Kalau kita diberi kode seperti ini, tentu
saja itu berlaku untuk masa sekarang.
Dendi : Tapi dimana tempatnya??
Andi
: Apa kau melihat nama candi?
Rama
: Dimana?!
Dendi : Dimana??
Andi
: Ini, (menunjuk tulisan KIDAL.)
Dendi : Bukankah
kidal itu maksudnya kau terbiasa menggunakan tangan kiri?
Andi : Aku juga
berpikir begitu tapi, Candi Kidal itu juga tidak salah kan?
Rama
: Lagi-lagi kau punya dua pemikiran, Andi?
Andi
: Hehe.. Aku harap aku bisa membantu.
Dendi : Baiklah, apa hubungannya dengan Candi Kidal?
Andi : Aku melihat
adanya nama Garuda. Di Malang, satu-satunya candi yang berisi cerita tentang
Garuda yang perkasa itu hanya di Candi Kidal. Setiap tingkatan terdapat relief
dan setiap relief terdapat cerita dari Garuda itu. Pada tingkatan pertama ia
dan ibunya diperbudak dan disuruh melayani ular, anak angkat istri resi Kasiapa
yaitu Kadru sedangkan Winata yang juga istri resi Kasiapa ini memiliki anak
angkat Garuda. Pada relief kedua melukiskan Garuda dengan kendi di atas
kepalanya yang berisi air suci tirta amerta yang nantinya digunakan untuk
membebaskan ibunya, Winata dari perbudakan dan penyelamatannya ada pada relief
ke tiga.
Rama
: Jadi harta itu ada pada relief kedua?
Andi
: Begitukah menurutmu? Tapi sepertinya memang begitu. Dari kode ini, Arahnya
hanya menuju pada relief kedua. Yaitu Garuda dan Kendi.
Dendi : Lalu apa yang kita tunggu? Ayo kesana!
Andi : Tunggu, kalau sudah sampai sana apa yang akan…..
Dendi : Halah!
Sudahlah! Sudah jelas kan tempatnya di Candi Kidal dan harta itu berada di
relief kedua.
Andi : Sepertinya begitu.
Dendi : Yasudah! Ayo!
Andi : Baiklah.
Sesampainya di Candi Kidal. Seperti
hari-hari biasa, Candi Kidal terlihat sepi. Kini mereka bertiga
sudah berada di depan candi
peninggalan Garuda itu.
Dendi : Jam berapa ini? Mengapa matahari belum terbenam?
Andi
: sebentar lagi pukul 17:00.
Rama : Sebelum itu bagaimana kalau kita mengecek relief kedua?
Andi
: Ide bagus.
Dendi : Benar-benar merepotkan, cepat jalan!
Mereka berjalan menaiki tangga
menuju relief yang berada di tengah bangunan. Terlihat banyaknya
relief Garuda yang terpahat disana
menceritakan perjalanan hidupnya. Matahari mulai terbenam,
Andi memperhatikan relief kedua itu
dengan saksama.
Rama : belum pernah aku melihat pemandangan dari sini.
Dendi : Hei, kau! Apa selanjutnya?
Andi
:. . . . . .
Dendi : Aku bertanya padamu pemecah kode!
Andi
: Apa ada di dalam bangunan ini ya?
Dendi : Jadi kita akan menghancurkannya? (tersenyum sinis)
Andi : Bukan begitu, sepertinya ada semacam tombol rahasia?
Rama : Dimana?
Andi : Saat kalian
memperhatikan matahari, aku mengamati candi bagian barat ini. Saat matahari
benar-benar menghilang, aku melihat setitik cahaya terakhir matahari yang
menyinari batu ini. (menunjuk sebuah batu dengan pahatan kepala Garuda)
Rama :Benarkah? (mendekati batu itu dan memegangnya)
Dendi : Harta apa ini?? Apanya yang berharga??
Andi : (memegang
kepala Garuda lalu memegang kendi yang berada di atas kepalanya)
GREK GREK. . . .
Seketika Batu berelief Garuda itu
mundur dan menampilkan sebuah lubang. Andi memberanikan diri
memasukkan tangannya ke dalam lubang
itu.
Andi
: HAH?!
Rama : Ada apa?!
Dendi : Apa yang terjadi??
Andi : Aku menemukan sesuatu.
Dendi : Tarik!!
Saat Andi menarik sesuatu dalam lubang
itu, ia dapati kini ia memegang sebuah batu hitam nan indah.
Rama : Apa itu? Apa yang kau temukan?
Andi : Ini Arca
Agastya bernama Kumbhayoni. Ini pernyataan bakti Raja Gajayana kepada Resinya,
Resi Agastya. Ini, batu ini tak ternilai harganya. Batu ini yang sempat menjadi
pembicaraan para sejarawan dan……
Dendi : Berikan batu itu padaku!!
Andi : Sebelum aku
memberikannya padamu, boleh aku tanya untuk apa?
Dendi : Tidak ada
urusannya dengamu! Aku yang berhak memiliki batu itu!
Andi : Tidak sampai kau mengatakan tujuanmu!
Dendi : Heh… Tujuan?
Kau ingin tahu? Tujuanku adalah memperkaya diriku itu yang pertama dan
selanjutnya adalah memperluas bisnis narkotikaku. Aku akan semakin kaya..
HAHAHA!
Andi : Seburuk yang aku kira.
Dendi : Kau tidak terima? Kali ini 2 lawan 1 pemecah kode.
Andi : (terkejut)
Hah?! Rama, kau tidak punya pemikiran semacam itu kan?
Rama : Bagaimana menurutmu?
Andi
: Oh tidak! Apa yang harus kulakukan? Bahaya kalau batu I ni sampai di tangan yang salah.
(berucap dalam hati)
Andi : oh ya, (tersenyum)
Oh, jadi begitu? (mengarahkan batu itu ke pinggir candi)
Dendi : Kau tidak berpikir untuk menjatuhkannya kan?
Andi : Aku ingin
tahu sekuat apa batu ini jika jatuh dari ketinggian sekitar… dua puluh kaki.
Dendi : Sial! Tembak dia Putra!
Andi
: Apa?! Jadi pistol itu pistol asli??
Rama : Jadi ini kedua
kalinya kau melihat pistolku? Kalau begitu ini akan menjadi yang terakhir.
(mengarahkan pistolnya pada Andi)
Andi : ini yang
terakhir, maafkan aku Ayah Ibu. Mungkin namaku tidak akan kembali baik tapi aku
tidak akan mendengar cacian lagi. Itu lebih baik (berucap dalam hati)
Rama : (mendekati
Andi masih dengan mengarahkan pistol pada Andi) (tiba-tiba berbalik dan
mengarahkan pistolnya pada Dendi)
Dendi : Ap. . Apa yang kau lakukan??
Rama
: Apa menurutmu?
Dendi : Kau penghianat! Penghianat!
Rama : Sejak awal aku
memang berniat menangkapmu tetapi karena kau tahu peta harta karun ini, aku
mengundurnya sampai aku bisa mendapatkannya.
Dendi : Kau siapa hah?!
Rama : Aku Rama
Bagaskara anggota Badan Intelejen Indonesia. Kasusmu sudah mengganggu keamanan
negara. Sekarang atas nama hukum kau ditangkap.
Dendi : Pengianat kau Putra, Penghianat!
Rama
: Dan ingat saja namaku Rama bukan Putra.
Dendi : Sialan!!
(berlari dengan membawa sebatang kayu yang ingin ia pukulkan pada Rama)
DORR!!
Dendi :AAARRGGGHHH!!
Andi
: Hati-hati dia bisa mati!
Rama : Tenang saja aku hanya menembak di kakinya.
Andi : . . . .
Rama
: Lagipula dia memang pantas untuk mati.
Rama
: Sekarang waktunya tugasku dikerjakan.
Andi : (bingung)
Esoknya di sekolah Andi berjalan ke
kelasnya dengan perasaan takut. Ia masih takut teman-temannya akan mencacinya
dengan tuduhan merusak buku perpustakaan. Setibanya di depan kelasnya.
Teman1: Selamat Ulang Tahun, Andi!!!
Teman2: Iyaa selamat ulang tahun
yaaa…
Teman3:Selamat ulang tahunnn….
Andi
:Oh ya iya, terimakasih.. terimakasih..
Rama : Selamat Ulang Tahun kutu buku.
Andi : Ha? Makasih.
Teman4: Hei, Andi juga menyelamatkan
negara dari penjahat loo..
Teman5: Oh iya ya.. Makasih ya,
Andi.
Teman6: kamu jenius, bisa menemukan
harta di Malang!
Andi
: Oh terimakasih.
Begitulah, Andi sekarang memiliki
banyak teman dan namanya sudah bersih lagi sebab Rama menceritakan kebenarannya
pada teman-temannya.
Waktu Istirahat
Andi
: hei, Ram..
Rama
: Apa?
Andi
: Sebenarnya aku tidak berulangtahun hari ini.
Rama
: Haha aku tahu.
Andi : Ha? Lalu
mengapa kau mengatakan hal itu pada teman-teman?
Rama : Yaa,
setidaknya mereka punya cara lain untuk menerimamu sebagai temannya lagi.
Andi : Dasar, haha.. Terimakasih ya.
Rama
: Terima kasih kembali.
Andi
: Akhirnya aku punya teman.
Rama : Dasar, lalu
sahabatmu kau kemanakan? Kau lupa pada sahabatmu?
Andi : Hee? Sahabat?
Rama
: Kan aku sahabatmu, kutu buku!
Andi : Ha? ........ Ahahaha.... Sorry, Bro!
Rama
: Santai aja, Bro!
(keduanya melakukan high five)
Bagaimana ceritanyaa??? jangan lupa
koment :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar